Minggu, 31 Oktober 2010

"...And to every action there is always an equal and opposite or contrary reaction..." Issac Newton

Kamis, 28 Oktober 2010

If He can do, so why can't I??

Analisis Tokoh Dalam Film Laskar Pelangi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UTS Psikologi Pendidikan

Oleh: Iftita Rahmi

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia 2009


1. Pendahuluan
Dalam analisis kasus tentang salah satu tokoh dalam Film Laskar Pelangi saya memilih Harun sebagai tokoh yang akan saya analisis.
Harun adalah seorang anak berusia lima belas tahun dengan keterbelakangan mental. Dia adalah murid kesepuluh yang telah menyelamatkan harapan dan impian para laskar pelangi untuk dapat bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong, dan mewujudkan mimpi Bu Mus untuk menjadi seorang guru. Dia bersekolah di sekolah muhammadiyah karena tidak memiliki biaya untuk sekolah di SLB yang letaknya jauh di pulau Bangka. SD Muhammadiyah Gantong memang merupakan sekolah bagi kalangan buruh tani dan tambang yang tidak memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Negeri dan Swasta milik PN Timah. SD muhammadiyah merupakan Sekolah yang tidak memungut biaya apapun dari murid-muridnya selain sumbangan ala kadarnya yang diberikan oleh orang tua yang cukup mampu.


Harun memiliki keterbatasan fisik dan mental. Kakinya berbentuk huruf X yang membuatnya susah untuk berjalan dan berlari. selain itu, meski dia jauh lebih tua dari teman-temannya, dia tidak lebih pintar dari teman-temannya tersebut. Meskipun begitu, Harun sangat disukai oleh teman-temannya. Dengan keterbatasan pada dirinya, tidak membuat Harun lantas memisahkan diri dari teman-temannya, dan teman-temannya juga tidak menjauhinya. Dia tetap bisa bermain dan belajar dengan teman-temannya. Dia tetap semangat untuk menuntut ilmu yang diajarkan oleh Bu Mus dan teman-temannya.
Pada saat SD muhammadiyah harus mengikuti ujian di Sekolah Dasar milik PN timah atau yang lebih dikenal dengan SD PN, orang-orang disana pun menganggap Harun bodoh dan menertawakannya karena pada soal ulangan ia hanya bisa menggambar seekor kucing. Di sekolah asalnya, SD Muhammadiyah Gantong, Harun medapatkan perhatian yang khusus dari Bu Mus, dia mendapatkan ulangan dan rapor khusus.

Harun merupakan salah satu tokoh yang saya sukai dalam Film Laskar Pelangi ini. Harun adalah seorang penyelamat yang telah menyelamatkan impian laskar pelangi dan Bu Mus. Dengan keterbalakangan mentalnya dia tetap dapat diterima di sekolah dan diajar oleh Bu Mus. Menurut saya, walaubagaimanapun setiap orang berhak mendapatkan Pendidikan karena pendidikan adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang, tidak peduli apakah dia memiliki keterbelakangan mental ataupun tidak. Harun merupakan tokoh yang paling esensial dalam cerita laskar pelangi ini, karena kalau tidak ada Harun, tamatlah riwayat SD Muhammadiyah dan tidak akan ada Laskar Pelangi.

2. Landasan Teori
• Faktor Eksternal Dalam Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Siswa
Peer merupakan salah satu faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan anak. Peer adalah kelompok anak yang memiliki umur dan kematangan emosi yang sama. Salah satu fungsi peer group adalah sebagai sumber informasi dan perbandingan bagi anak dengan dunia diluar keluarganya. Hubungan peer yang baik berpengaruh terhadap kesuksesan anak di sekolah dan di kehidupan selanjutnya. Status seorang anak dalam peer group-nya juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Para ahli perkembangan menyatakan bahwa ada lima tipe dari peer status yaitu popular children, average children, neglected children, rejected children, and controversial children. Popular children adalah anak yang disukai oleh semua anggota peer karena sikap positif yang ada pada dirinya seperti perhatian, pendengan yang baik, memiliki komunikasi yang baik dengan semua anggota peer. Average Children adalah anak yang mendapat respon positif dan negatif yang relatif sama dari setiap anggota group. Neglected children adalah anak yang jarang dinominasikan sebagai teman baik namun juga tidak dibenci oleh anggota peer. Rejected Children adalah anak yang jarang dinominasikan sebagai teman baik dan juga kadang dibenci oleh anggota peer. Controversial Children adalah anak yang menjadi teman baik baik bagi seseorang dalam peer namun manjadi musuh bagi yang lain.

Sekolah merupakan tempat dimana anak menghabiskan banyak waktunya dan mempengaruhi perkembangan sosioemotional anak. Di sekolah anak belajar sosialisai dalam skala dan lingkungan kecil. Keberhasilan anak disekolah juga di tentukan oleh beberapa faktor yaitu guru, teman sepermainan (peer group), system pendidikan, dan fasilitas yang disediakan untuk menunjang keberhasilan anak.
Peran guru sangat penting dalam keberhasilan belajar anak. Guru yang disenangi oleh anak, akan membentuk persepsi atau sikap yang positif dari anak tentang pelajaran yang dipelajarinya. Program pendidikan disesuaikan dengan latar belakang peserta didik agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan lebih cepat dan anak dapat lebih mudah memahami pelajaran karena sesuai dengan konteks sosialnya. Fasilitas sekolah sangat menunjang keberhasilan belajar anak. Dengan fasilitas belajar yang lengkap, anak dapar mengeksplorasi kemampuannya dan tidak terbatasi dengan tidak adanya fasilitas.

Masyarakat dan Budaya
Kebudaayaan adalah semua hal baik pemikiran maupun perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam suatu kelompok manusia dan turun-temurun. Terdapat dua tipe kebudayaan yaitu, kebudayaan individualis dan kolektivis. Kebudayaan individualis lebih memprioritaskan tujuan pribadi daripada tujuan kelompok. Empat nilai yang merefleksikan kebudayaan individualist, yaitu personal choice, intrinsic motivation, self-esteem, dan self-examination. Kebudayaan yang kedua adalah kebudayaan kolektivis, yaitu kebudayaan yang menekankan pada dukungan pada kelompok. Pada kebudayaan ini, keinginan pribadi berada dibawah keinginan kelompok. Tiga nilai yang merefleksikan kebudayaan kolektivis adalah connectectness to the family and other close relationship, orientation to the larger group, and respect and obedience.
Masyarakat terdiri dari jenis masyarakat kota dan masyarakat desa. Masyarakat kota memiliki ciri-ciri heterogen, terdiri dari lapisan masyarakat yang beragam, kepedulian terhadap agama rendah, egois dan cenderung menganut kebudayaan individualis. Berbeda dalam masyarakat desa yang memiliki kekerabatan yang kuat, homogen, memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, dan cenderung menganut kebudayaan colectivisme.

• Faktor Internal dalam Keberhasilan Belajar Siswa
Motivasi adalah sesuatu yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Motivasi melibatkan personal investment seperti waktu, energi, dan cognitive engagement seperti menyusun strategi agar dapat berhasil mengerjakan suatu aktivitas. Motivasi pada siswa bisa dilihat dari sejauh mana siswa mendalami dan bersungguh-sungguh pada kegiatan-kegiatan tertentu.

Dalam teori motivasi, terdapat lima perspektif yaitu behavioral perspective, trait perspective, humanistic perspective, cognitive perspective, dan social perspective. Behavioral perspective beranggapan bahwa timbulnya motivasi karena adanya pengaruh dari luar (reward & punishment), seperti makanan, feedback, reinforcement, punishment, dan lainnya. Lain halnya dalam trait perspective, yang menyatakan bahwa sumber motivasi adalah sesuatu yang relative menetap dalam kepribadian. Misalnya motivasi untuk mendapatkan sesuatu, need of affiliation, dan need of approval. Humanistic perspective menekankan akan keunikan masing-masing individu dan dibebaskan untuk menentukan tujuannya masing-masing. Dalam humanistic perspective ini, diterangkan tentang Maslow’s hierarchy of needs yang menunjukkan bahwa manusia memenuhi kebutuhannya masing-masing tapi dimulai dari tingkatan hirarki yang terbawah dan kemudian dilanjutkan ke tingkat berikutnya sampai seseorang tersebut terpenuhi kebutuhannya. Kebutuhannya inilah yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Cognitive perspective mengatakan bahwa pemikiran manusia yang mengarahkan perilakunya. Dalam Cognitive perspertif ini terdapat competence motivation dimana seseorang mempersepsikan apakah dalam mencapai sesuatu yang paling berpengaruh adalah faktor didinya sendiri atau faktor eksternal. Competence motivation ini berfokus pada motivasi internal, kepercayaan dan atribusi siswa bahwa mereka bisa mengontrol lingkungannya untuk meraih sesuatu yang mereka inginkan. Selanjutnya adalah social perspective menyatakan bahwa manusia melakukan sesuatu karena keinginannya untuk menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.

Terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri seperti ketika motivasi akan bertambah jika melakukan suatu yang disenangi atau melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Adapun motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tumbuh karena sesuatu yang berasal dari luar diri seperti seseorang melakukan sesuatu karena terpengaruh reward & punishment atau melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan sesuatu.

• Learners Who are Exceptional
Learning Disabilities adalah kesulitan dalam belajar yang meliputi tidak mampu mengerti atau menggunakan bahasa lisan dan tulisan, dan dapat pula memiliki kesulitan dalam mendengar, berpikir, membaca, menulis dan mengeja. Bidang akademik yang sering menjadi masalah dalam proses belajar anak adalah membaca, menulis dan menghitung (Bursuck & Damer, 2007 dalan Santrock, 2009). Ketiga gangguan tersebut adalah Dyslexia, Dysgraphia, Dyscalculia. Dyslexia adalah gangguan dalam kemampuan membaca dan mengeja. Dysgraphia adalah gangguan dalam kemampuan menulis. Dyscalculia adalah gangguan dalam menghitung yaitu sulit dalam komputasi matematika.

Speech and Language Disorder, merupakan sejumlah gangguan dalam bicara dan bahasa (Santrock, 2009) yang terdiri atas articulation disorder, voice disorder, fluency disorder, difficulties in receiving information dan expressing language. Articulation disorder adalah gangguang dalam mengucapkan suara secara benar. Voice disorder adalah ketidakmampuan dalam memproduksi suara/bahasa seperti serak, parau, atau nada yang terlalu tinggi atau rendah. Fluency disorder adalah gangguan dalam bicara yang biasa disebut dengan gagap. Difficulties in expressing language adalah ketidakmampuan untuk mengungkapkan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa.

Mental retardation is a condition with an onset before age 18 that involve low intelligence and difficulty in adapting to everyday life (Santrock, 2009). Mental retardation diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu mild, moderate, severe, dan profound. Anak dengan Mild mental retardation (MID) masih dapat mengembangkan kemampuan akademisnya sampai tingkat kelas 6. IQ mereka berkisat antara 50-75. Anak dengan MID dapat belajar dalam kelas biasa yang diberikan modifikasi dan akomodasi khusus. Selain itu, anak dengan MID dapat bekerja pada masa dewasanya dan dapat hidup mandiri dengan beberapa pengawasan yang mendukung. Pada Moderate mental retardation sekitar 10% dari populasi mental retardation berada pada kategori ini. Mereka memiliki skor IQ berkisar antara 35-55. Mereka dapat melaksanakan pekerjaan dan tugas-tugas perawatan diri dengan pengawasan moderat. Mereka biasanya memperoleh keterampilan komunikasi di masa kecil dan mampu hidup dan berfungsi dalam masyarakat dalam lingkungan yang diawasi seperti rumah kelompok. Selanjutnya adalah Severe mental retardation. Sekitar 3-4% dari populasi mental retardation ada pada kategori ini dan memiliki skor IQ 20-40. Mereka mungkin menguasai keterampilan perawatan diri sangat mendasar dan beberapa keterampilan komunikasi. Banyak individu sangat terbelakang dapat tinggal di rumah kelompok. Yang trakir adalah profound mental retaration dimana sekitar 1-2 % mental retardation berada pada kategori ini. IQ mereka biasanya antara 20-25. Mereka biasanya juga menunjukkan gangguan neurologis seperti cerebral palsy, epilepsy, hearing impairment, visual impairment, dan gangguan system syaraf pusat lainnya.

3. Analisis Kasus
Harun merupakan seorang anak dengan mental retardation yang bersekolah di sekolah biasa. Ditinjau dari aspek eksternal yang mempengaruhi proses belajarnya, keberhasilan Harun sangat dipengaruhi oleh peer group-nya yaitu Laskar pelangi. Dalam mempelajari suatu pelajaran, Harun selalu dilibatkan meskipun dia tidak terlalu mengerti dengan apa yang dibahas oleh temannya. Laskar pelangi tidak meninggalkan Harun jika mereka melakukan suatu kegiatan. Mereka selalu mengikutsertakan Harun meskipun itu hanya untuk menyemangati dan menyoraki mereka. Dalam status peernya, Harun termasuk pada neglected children dimana kadang dia bisa menjadi teman yang baik dan menyenangkan bagi anak-anak laskar pelangi, dan dia juga tidak dibenci oleh laskar pelangi. Dengan diterimanya Harun dalam peergroup-nya, dapat meningkatkan self-esteem Harun dan tentu saja dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Aspek budaya dan masyarakat setempat juga mempengaruhi keberhasilan belajar Harun. Budaya kolektivisme yang berlaku didesa sangat membantu Harun dalam belajar. Teman-temannya tidak egois dengan membiarkan Harun tertinggal sendirian. Budaya tolong-menolong yang melekat sangat kuat pada diri masyarakat desa membuat teman-temannya selalu membantu Harun dalam belajar.

Fasilitas memang menjadi penghambat dalam keberhasilan belajar anak dalam film laskar pelangi ini. Sekolah yang sudah reyot dan tidak layak pakai tersebut seringkali menghambat proses belajar-mengajar. PBL tidal dapat dilakukan ketika hujan karena ruangan kelas akan bocor. Fasilitas belajar yang paling dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus, khususnya mental retardation adalah pengertian dari teman-teman dan gurunya. Sehingga ia bisa merasa nyaman dengan ketidaksempurnaanya. Dan saya rasa hal tersebut sudah didapatan oleh Harun di SD Muhammadiyah Gantong.
Faktor internal yang paling berpengaruh pada keberhasilan belajar Harun adalah motivasi yang kuat yang dimiliki oleh Harun. Motivasi yang dimiliki Harun adalah intrinsic motivation dimana Harun termotivasi untuk pergi ke sekolah dan belajar karena disekolah dia menemukan dan melakukan hal-hal yang disukainya. Menurut saya, Motivasi pada diri Harun pada awalnya terbentuk melalui perspektif sosial dimana dia ingin menjalin hubungan dengan teman-temannya.

Harun merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang tentunya membutuhkan perlakuan khusus untuk menunjang keberhasilan belajarnya. Harun menderita mental retardation yang juga mempengaruhi kemampuannya dalam membaca, menulis dan berhitung. Sehingga dalam kesehariannya Harun terlihat sepert dyslexia, dysgraphia, dan dyscalculia. Selain learning disabilities, Harun juga menderita speech and language disorder. Pada umunya Harun menderita semua jenis speech and language disorder mulai dari articulation disorder, voice disorder, fluency disorder, difficulties in receiving information dan expressing language. Oleh karena itu,
Harun membutuhkan perhatian khusus untuk membantu proses belajarnya.

Dalam film Laskar Pelangi ini, menurut Bu mus sudaj melakukan telah melakukan hal yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar Harun. Bu mus selalu memberikan tingkat kesulitan soal yang berbeda untuk Harun dibanding dengan teman-temannya yang lain. Seperti ketika Bu Mus meminta anak-anak untuk menunjukkan suatu daerah di peta, Bu Mus memberikan soal yang mudah pada Harun agar dia dapar menjawabnya dan memberikan pujian ketika dia berhasil menunjuk daerah tersebut. Hal tersebut dapat meningkatkan self esteem Harun dan membuatnya dia merasa nyaman dan diterima oleh lingkungannya. Selain itu, Bu Mus juga memberikan Harun rapor khusus yang melaporkan perkembangan belajarnya sehingga dia juga merasa sama dengan teman-temannya yang juga menerima rapor setiap akhir cawu. Dalam film ini, menurut saya Bu mus telah menerapkan Least Restrictive Environment dimana sekolah telah berupaya untuk mengajar anak dengan keterbatasan dalam kelas biasa.


4. Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tokoh Harun ini adalah
a. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan meskipun memiliki keterbatasan.
b. Anak dengan keterbelakangan mental bisa saja bersekolah di sekolah umum yang sama dengan anak-anak normal lainnya, namun hendaknya mereka merasa diterima dilingkungan sekolah tersebut agar mereka tidak merasa berbeda dan terintimidasi dengan perbedaan tersebut.
c. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian lebih dari orang-orang disekitar untuk membantu proses balajarnya.

• Saran
Adapun hal yang dapat dilakukan untuk membantu Harun agar dapat beradaptasi dengan lebih baik adalah dengan memperlambat instruksi yang diberikan kepadanya, dan memberikan instruksi dalam bentuk konkret, spesifik, dan lengkap, dan mendorong kemandiriannya dalam melakukan sesuatu. Dalam mendidik anak berkebutuhan khusus, seorang guru hendaknya dapat menerapkan Inclusive education dimana guru dituntut untuk dapat mengetahui strength, interest, dan needs dari peserta didik. Untuk dapat menjalankan pendidikan yang baik untuk anak berkebutuhan khusus, seorang guru dapat melakukan tiga hal, yaitu merencanakan dan mempersiapkan program pembelajaran, melaksanakan program yang telah direncanakan tersebut secara sistematis, dan mengawasi progress perkembangan anak.
Kita hendaknya mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dengan kesempurnaan yang kita miliki seharusnya kita dapat memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita. Harun yang memiliki keterbelakangan mental saja dapat melakukannya, mengapa kita tidak?

5. Daftar Pustaka
Hirata, Andrea. 2007. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang
Santrock, John W. 2009. Edicational Psychology Fourth Edition. New York: McGraw Hill
Watson, Sue. Mild Intellectual Disability, MID/ Mild Mental Retardation.(26 oktober 2010) http://specialed.about.com/od/handlingallbehaviortypes/a/MID.htm

Rabu, 27 Oktober 2010

"...And to every action there is always an equal and opposite or contrary reaction..." Issac Newton

Senin, 25 Oktober 2010

Senin, 25 Oktober 2010

Hari ini jadwal midtest Metode Penulisan dan Statistik
Ujian dimulai dari jam 8.40 dan selesai pada jam 10.40
ketika ujian akan dimulai aku merasa belum siap untuk melakukan ujian ini. Aku masih belum mereview beberapa rumus statistik dan mempelajari beberapa subbab.
Soal udah dibagiin, n ternyata soalnya terdiri dari 15 pilihan true / false, 25 pilihan ganda, 5 esai. Keluar dari ruang ujian, aku merasa lega. Ternyata soalnya tidak sesulit yang aku bayangkan.
JAm 1.30pm, aku memasuki ujian kedua yaitu Psikologi Prilaku seksual. Ujiannya Pilihan ganda semua. dan aku rasa aku cukup bisa menjawab semua soal yang ada di soaln ujian tersebut.
hari ini aku sudah berusaha samampuku, semoga Allah memudahkan ujianku untuk esok harinya. ^_*.

Sabtu, 23 Oktober 2010

UTS ^_^

jadwal UTS

Senin, 25 Oktober 2010
Metodoogi Prnulisan dan Statistik, at D.202, 8.30 am
Psikologi Prilaku Seksual, At B.202, 01.30 pm

Selasa, 26 Oktober 2010
Psikologi Pendidikan, analisis kasus, at C.210, 8.30am

Rabu, 27 Oktober 2010
Psikologi industri dan organisasi, at H.104, 01.30 pm

Kamis, 28 Oktober 2010
Psikologi Sosial, at H.104, 01.00 pm

Selasa, 2 November 2010
Pendidikan keluarga, at H.104, 03.30 pm

Rabu, 3 November 2010
Psikologi Belajar, at H.104, 8.30 am
Psikologi Pemberian bantuan, at H.309, 11.00 am

Kamis, 4 November 2010
Psikologi Perkembangan, at D. 202, 8.30 am

wish me luck for this midtest. ^_^