Sabtu, 20 November 2010

First LOVE never DIE


Kenapa bisa ada kalimat itu? Apakah karena cinta pertama sangat indah? Lebih indah dari cinta-cinta selanjutnya? Apa cinta terakhir sudah tak indah lagi?

Jawabannya adalah, karena cinta pertama adalah cinta paling murni dalam sejarah perjalanan lelaki dan perempuan.

Cinta pertama bukan pacar pertama. 1st love adalah saat kita jatuh cinta pertama kali pada seseorang. Biasanya pada usia belia. Bisa 10 , 12, 13 bahkan 8 tahun! Pada usia sehijau itu, kita bahkan tidak tahu apa itu cinta yang sesungghnya atau bukan. Yang jelas kita kasmaran pada seseorang. Tak bisa tidur. Lagu First Love-nya Nikka Costa sangat mewakili perasaan itu. “Everyone can see…there’s a change in me…bla bla bla”.

Di usia sebelia itu, bayangan kita tentang cinta sangatlah indah dan mulia. Tidak ada bumbu seks. Boro-boro deh. Tepat sekali kalau diibaratkan cinta masa itu sebagai domba yang cute dan innocent. Lembut, polos, kekanakan dan menggemaskan. Bebas dari dosa. Sungguh definisi cinta dalam arti paling murni.

Seiring waktu, usia tambah dewasa. Cinta pertama terlupakan sejenak. Menyusul cinta kedua, ketiga, kesebelas..ke sekian puluh…ke seratus..dan seterusnya. Kian angka itu bertambah, kian jauh dari gambaran indah. Ada seks, nafsu, obsesi materi, dan sejenisnya.

Kalau 1st love adalah domba yang imut, maka semua hal buruk-buruk yang menyelingi cinta berikut-berikutnya adalah serigala. Katakanlah seks itu serigala. Maka sekarang, di usia yang tak lagi belia, maka yang beredar adalah serigala berbulu domba. Tambah sulit saja mengenali mana domba sejati. Bahkan mungkin tidak ada lagi.

Itulah mengapa dikatakan first love never die. Sebab memang 1st love adalah cinta paling agung dalam hubungan lelaki-perempuan. Tidak ada nafsu seks, obsesi kecantikan, ketampanan, kekayaan dan sebagainya. Dan kini yang kita jumpai dimana-mana adalah serigala berbulu domba. Sungguh ironis.


sumber: disini

Rabu, 17 November 2010

Happy IED




















Heyyy.
selamat Idul Adha y semua..
semoga amal ibadah n Qurbannya diterima Allah...

Minggu, 14 November 2010

ARISAN ^_*

Sabtu, 13 November 2010
Hari ini ada acara arisan FUSI 12 yang akan diadakan di TIM(planetarium) dan Kota tua. Aku sebagai salah satu staff PSDM FUSI 12 bertugas menunggu para peserta arisan di Stasiun UI dan berangkat bersama dari sana. Pagi itu, aku sampai di statsiun UI pukul 7.45 dan belum ada seorangpun peserta yang datang(emang sih janjiannya jam 8.00, akunya aja yang kecepetan). Aku pun menunggu dan menunggu dan satu demi satu peserta berdatangan. Dengan hanya 11 peserta dari 74 anggota FUSI kami pun berangkat dai stasiun UI pada pukul 9.04 dengan kereta ekonomi AC. Kami menuju stasuin Cikini yang merupakan pemberhentian terdekat dari TIM. Setiba di manggarai, wakabir PSDM pun menelpon ku dan mengatakan bahwa kita g jadi arisan ke TIM karena film untuk pagi ini udah penuh dan g mungkin bisa masuk lagi. Kami pun akhirnya g jadi berhenti di stasiun cikini dan melanjutan perjalanan ke stasiun kota.


Setibanya di stasuin kota, kami pun bererangkat ke museum fatahillah dan diperjalanan bertemu dengan wakabir PSDM dan melanjutkan perjalanan bersama-sama. Sesampai dihalaman deparn museum fatahillah, kami berkumpul sebentar di dekar perkitan sepeda dan menunggu peserta lain yang mungkin akan datang. Setelah sekitar 15 menit kami pun akhirnya memnutuskan untuk memasuki museum fatahillah.

Sebelum memasuki museum, kami harus membayar Rp. 2000 untuk pengunjung umum. Berhubung kami mahasiswa maka kami hanya dikenakan biaya Rp. 1000 saja. Harga yang cukup murah untuk memasuku sebuah museum yang memuat sejarah Kota Jakarta. Kami pun dipandu oleh seorang bapak pemandu yang lumayan kocak-tapi setelah beberapa lama aku pikir lawakannya jadi garing n gak mutu- dan aku jadi malas mendengarkan ocehan sang bapak.

Museum Fatahillah didirikan pada tahun 1707 oleh gubernur saat itu yaitu JOAN VAN HOORN dan baru diresmikan 3 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1710 oleh gubernur ABRAHAM VAN RIEBECK. Pada awalnya museum ini digunakan sebagai kantor Gubernur dan kemudian beralih fungsi menjadi tempat tawanan pahlawan nasional seperti cut nyak dien dan masih banyak lagi. Pada tahun 1942 gedung ini diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan kemudian pada masa kemerdekaan tepatnya pada tahun 1058 digunakan sebagai komando militer kota Jakarta dan pada tahun 1968 diambil alih oleh pemerintah kota Jakarta. Pada tahun 1072 gedung ini direnovasi dan pada tahun 1074 diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta menjadi Museun Sejarah Jakarta. Yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah karena terletek dijalan Fatahillah dan 2 sebab lain yang disebutkan oleh Bapak Pemandu dan aku tidak memperhatikan.


Kami melanjutkan perjalanan ke penjara yang terletak di bagian baeah museum. Penjara ini konon menjadi tempat penyiksaan dan menahan paa pahlawan nasional dahulunya seperti cut nyak dien. Penjara ini sangat lembab dan terkesan suram. Di dalam penjara ini terdapat bola-bola besi yang merupakan peluru meriam seberat 10kg dan ada yang bermasa 30 kr yang digunakan untuk mengikat kaki para tawanan agar tidak lari dari tahanan.



Selanjutnya kami menuju patung Hermes yang melambangkan dewa pejalan kaki yang bertugas menganterkan surat. Patung hermes ini terletak di halaman belakang museum. Disepan patung hermes terdapat meriam jagur yang konon dibuat di macau. Meriam ini merupakan gabungan dari beberapa meriam kecil yang dijadikan satu menjadi meriam yang cukup besar.

Selanjutnya kami menuju sumur yang terletak di sisi kiri halaman blakang. Sumur ini dulunya berair jernih dan digunakan untuk minum dan mandi para tahanan. Namun sumur ini kemudian dijadikan tempat pembuangan wagra tiong hoa yang dibunuh oleh tentara belanda.

Wah capek cerita tentana museum fatahillah. Itu baru bagian luarnya aja. Kalo pengem tahu lebih detil luar dna dalam nya datang aja ke kota tua. Hehehe

Setelah keluar dari museum fatahillah, kami istirahat sebentar buat ishoma. Dan melanjutkan perjalanan ke museum Bank Indonesia. Di museum bank Indonesia terdapar sejarah mata uang rupiah, sejarah bank Indonesia, dan sejarah perbankan Indonesia. mulai dari jaman rempah-rempah sampe sekarang.

Perjalanan dilanjutkan ke jalan bawah tanah yang menghubungkan stasiun kota dan museum mandiri. Di sana kami mengadakan lomba lo… kami mengadakan perlombaan menghias kue tart. Bayangkan aja mengadapak perlombaan menghias kue ditengah orang-orang yang berlalu lalang. Hihihi, ada bapak-bapak yang ingin tahu kegiatan kami dan berusaha melongok ke dalam kerumunan kami. Setelah itu, kami pun sholat ashar di belakang museum BI dan mengadakan FUSI award disana.

Sungguh hari yang melelahkan dan menyenangkan tentunya.

Semoga kebersamaan kami tidak hanya sampai disitu saja
Amiiieeenn.

Selasa, 09 November 2010

Hari ini salah seorang sahabatku sakit. aku dan salah seorang sahabat mengantarkannya ke salah satu rumah sakit di Depok. Sesampai di rumah sakit, sahabatku tersebut langsung masuk ke UGD dan ditangani oleh perawat yang bertugas. Selama sahabatku tersebut diperiksa, aku menunggu di ruang tunggu. Perawat jaga mengataan bahwa kami harus menunggu selama satu setengah jam untuk mengetahui apakah sahabat kami tersebut akan diopname atau tidak.
Di ruang tunggu, aku dan salah seorang sahabatku yang lain menunggu sambil ngobrol tentang berbagai hal mulai dari kegiatan kuliah sampai masalah keluarga. Waktu terus berlalu dan terasa kami sudah mengobrol selama setengah jam dan lalu datanglah kerabat dari sahabatku yang sakit dengan tergesa-gesa dan langsung menanyakan keadaan sahabatku yang sakit tersebut. Kami bersama-sama memasuki ruang UGD dan menemui sahabatku tersebut.
Detik demi detik berlalu dan akhirnya kami sudah dapat mengambil hasil tes darah yang akan menetukan sahabatku tersebut akan derawat atau tidak. Aku pun pergi ke laboratorium dan mengambil hasil darah tersebut dan harus membayar sekitar 70ribuan. Lalu kami mengkonsultasikan hasil laboratorium tersebut dengan seorang Dokter dan mendapati bahwa sahabatku tersebut tidak perlu diopname dan bisa melakukan rawat jalan. Kami pun diminta oleh perawat untuk melunasi biaya administrasi dan menebus obat di apotek. Untuk biaya administrasi kami dikenakan biaya sebesar 80ribuan dan untuk obat yang hanya terdiri dari 3 jenis yaitu antibiotik, obat maag, dan obat penurun panas kami dikenakan biaya 240ribuan.

Dari peristiwa tersebut, saya jadi menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan kita, karena sungguh sehat itu sangat mahal harganya. Selain itu saya juga menyadari betapa selama ini saya kurang bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah kepada saya. Sesungguhnya ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar jika kita mengabaikan kesehatan kita. Bukan hanya harga materi yang kita bayarkan, namun juga waktu kita yang sangat berharga.

Senin, 08 November 2010

Akhirat 1 Menit 49 Detik

Berbagai bencana alam, kembali menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari 'tsunami' kecil di Wasior, Papua, yang menewaskan lebih dari 150 orang, disusul banjir di Jakarta yang mampu menghentikan denyut jantung aktivitas perekonomian Ibu Kota, lalu gempa dan tsunami di pantai Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, yang merenggut lebih dari 115 nyawa, hingga awan panas Gunung Merapi yang mencapai suhu 8000C di Yogyakarta, seakan ikut andil untuk 'menyapa' manusia. Fenomena alam ini tak ubahnya secuil bukti kemahakuasaan Allah untuk menggambarkan betapa kecilnya kuasa manusia di dunia.

Lebih dari empat miliar tahun planet bumi diciptakan beserta sumber dayanya, tak lain adalah untuk memfasilitasi hidup manusia. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk nomaden yang berasal dari alam azali, berpindah ke alam rahim, lalu lahir ke alam dunia. Selanjutnya, diantarkan ke alam barzakh dengan tempat pemberhentian di alam akhirat.

Sesungguhnya, batas waktu (time limit) khalifah di bumi ini sangat singkat. Ia laksana seorang pengembara yang mampir untuk sekadar minum. Begitulah Rasullullah SAW menggambarkan kehidupan manusia di dunia.

Setiap bayi yang lahir di alam fana ini tidak punya pilihan untuk hidup, kecuali dengan dua buah kitab, yakni kitab catatan perbuatan baik (sijjin) dan perbuatan buruk (illiyin). Itulah yang akan menyertainya sampai akhirat nanti. Ditambah lagi, dengan amanah Allah yang khusus diberikan kepada manusia, yakni shalat.

Suatu ketika sahabat melihat Ali bin Abi Thalib RA ketika berwudhu. Kulitnya tampak berwarna kuning, dan badannya gemetar ketika shalat. Sahabat lain yang menyaksikannya kemudian bertanya kepada menantu Rasullullah itu. "Wahai Ali, mengapa engkau kelihatan seperti tidak sehat ketika berwudhu dan shalat?" Ali menjawab; "Bagaimana aku tidak gemetar, jika gunung, pohon, dan makhluk lainnya saja, tidak sanggup memegang amanah Allah ini."

Hidup di dunia sangatlah singkat, tak sebanding dengan kehidupan di akhirat. "Para malaikat dan Jibril naik menghadap Allah, dalam sehari setara dengan 50 ribu tahun." (QS Al-Maarij [70]: 4).

Berarti, waktu sehari di akhirat sama dengan 50 ribu tahun di dunia. Bila dikonversikan dengan umur manusia berdasarkan usia Rasullullah SAW (63 tahun), maka kehidupan manusia setara dengan 1 menit 49 detik di akhirat. Suatu waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, berhitunglah! Wallahu a'lam.

Red: irf
Sumber: Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS
republika online

Kamis, 04 November 2010

I've Learned

"I've learned.... That the best classroom in the world is at the feet of an elderly person.

I've learned.... That when you're in love, it shows.

I've learned.... That just one person saying to me, "You've made my day!" makes my day.

I've learned.... That having a child fall asleep in your arms is one of the most peaceful feelings in the world.

I've learned.... That being kind is more important than being right.

I've learned.... That you should never say no to a gift from a child.

I've learned.... That I can always pray for someone when I don't have the strength to help him in some other way.

I've learned.... That no matter how serious your life requires you to be, everyone needs a friend to act goofy with.

I've learned.... That sometimes all a person needs is a hand to hold and a heart to understand.

I've learned.... That simple walks with my father around the block on summer nights when I was a child did wonders for me as an adult.

I've learned.... That life is like a roll of toilet paper. The closer it gets to the end, the faster it goes.

I've learned.... That we should be glad God doesn't give us everything we ask for.

I've learned.... That money doesn't buy class.

I've learned.... That it's those small daily happenings that make life so spectacular.

I've learned... That under everyone's hard shell is someone who wants to be appreciated and loved.

I've learned.... That the Lord didn't do it all in one day. What makes me think I can?

I've learned.... That to ignore the facts does not change the facts.

I've learned.... That when you plan to get even with someone, you are only letting that person continue to hurt you.

I've learned.... That love, not time, heals all wounds.

I've learned.... That the easiest way for me to grow as a person is to surround myself with people smarter than I am.

I've learned.... That everyone you meet deserves to be greeted with a smile.

I've learned.... That there's nothing sweeter than sleeping with your babies and feeling their breath on your cheeks.

I've learned.... That no one is perfect until you fall in love with them.

I've learned.... That life is tough, but I'm tougher.

I've learned.... That opportunities are never lost; someone will take the ones you miss.

I've learned.... That when you harbor bitterness, happiness will dock elsewhere.

I've learned.... That I wish I could have told my Dad that I love him one more time before he passed away.

I've learned.... That one should keep his words both soft and tender, because tomorrow he may have to eat them.

I've learned.... That a smile is an inexpensive way to improve your looks.

I've learned.... That I can't choose how I feel, but I can choose what I do about it.

I've learned.... That when your newly born grandchild holds your little finger in his little fist, that you're hooked for life.

I've learned.... That everyone wants to live on top of the mountain, but all the happiness and growth occurs while you're climbing it.

I've learned ... That it is best to give advice in only two circumstances; when it is requested and when it is a life threatening situation.

I've learned.... That the less time I have to work with, the more things I get done."

- Andy Rooney -