Minggu, 14 November 2010

ARISAN ^_*

Sabtu, 13 November 2010
Hari ini ada acara arisan FUSI 12 yang akan diadakan di TIM(planetarium) dan Kota tua. Aku sebagai salah satu staff PSDM FUSI 12 bertugas menunggu para peserta arisan di Stasiun UI dan berangkat bersama dari sana. Pagi itu, aku sampai di statsiun UI pukul 7.45 dan belum ada seorangpun peserta yang datang(emang sih janjiannya jam 8.00, akunya aja yang kecepetan). Aku pun menunggu dan menunggu dan satu demi satu peserta berdatangan. Dengan hanya 11 peserta dari 74 anggota FUSI kami pun berangkat dai stasiun UI pada pukul 9.04 dengan kereta ekonomi AC. Kami menuju stasuin Cikini yang merupakan pemberhentian terdekat dari TIM. Setiba di manggarai, wakabir PSDM pun menelpon ku dan mengatakan bahwa kita g jadi arisan ke TIM karena film untuk pagi ini udah penuh dan g mungkin bisa masuk lagi. Kami pun akhirnya g jadi berhenti di stasiun cikini dan melanjutan perjalanan ke stasiun kota.


Setibanya di stasuin kota, kami pun bererangkat ke museum fatahillah dan diperjalanan bertemu dengan wakabir PSDM dan melanjutkan perjalanan bersama-sama. Sesampai dihalaman deparn museum fatahillah, kami berkumpul sebentar di dekar perkitan sepeda dan menunggu peserta lain yang mungkin akan datang. Setelah sekitar 15 menit kami pun akhirnya memnutuskan untuk memasuki museum fatahillah.

Sebelum memasuki museum, kami harus membayar Rp. 2000 untuk pengunjung umum. Berhubung kami mahasiswa maka kami hanya dikenakan biaya Rp. 1000 saja. Harga yang cukup murah untuk memasuku sebuah museum yang memuat sejarah Kota Jakarta. Kami pun dipandu oleh seorang bapak pemandu yang lumayan kocak-tapi setelah beberapa lama aku pikir lawakannya jadi garing n gak mutu- dan aku jadi malas mendengarkan ocehan sang bapak.

Museum Fatahillah didirikan pada tahun 1707 oleh gubernur saat itu yaitu JOAN VAN HOORN dan baru diresmikan 3 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1710 oleh gubernur ABRAHAM VAN RIEBECK. Pada awalnya museum ini digunakan sebagai kantor Gubernur dan kemudian beralih fungsi menjadi tempat tawanan pahlawan nasional seperti cut nyak dien dan masih banyak lagi. Pada tahun 1942 gedung ini diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan kemudian pada masa kemerdekaan tepatnya pada tahun 1058 digunakan sebagai komando militer kota Jakarta dan pada tahun 1968 diambil alih oleh pemerintah kota Jakarta. Pada tahun 1072 gedung ini direnovasi dan pada tahun 1074 diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta menjadi Museun Sejarah Jakarta. Yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah karena terletek dijalan Fatahillah dan 2 sebab lain yang disebutkan oleh Bapak Pemandu dan aku tidak memperhatikan.


Kami melanjutkan perjalanan ke penjara yang terletak di bagian baeah museum. Penjara ini konon menjadi tempat penyiksaan dan menahan paa pahlawan nasional dahulunya seperti cut nyak dien. Penjara ini sangat lembab dan terkesan suram. Di dalam penjara ini terdapat bola-bola besi yang merupakan peluru meriam seberat 10kg dan ada yang bermasa 30 kr yang digunakan untuk mengikat kaki para tawanan agar tidak lari dari tahanan.



Selanjutnya kami menuju patung Hermes yang melambangkan dewa pejalan kaki yang bertugas menganterkan surat. Patung hermes ini terletak di halaman belakang museum. Disepan patung hermes terdapat meriam jagur yang konon dibuat di macau. Meriam ini merupakan gabungan dari beberapa meriam kecil yang dijadikan satu menjadi meriam yang cukup besar.

Selanjutnya kami menuju sumur yang terletak di sisi kiri halaman blakang. Sumur ini dulunya berair jernih dan digunakan untuk minum dan mandi para tahanan. Namun sumur ini kemudian dijadikan tempat pembuangan wagra tiong hoa yang dibunuh oleh tentara belanda.

Wah capek cerita tentana museum fatahillah. Itu baru bagian luarnya aja. Kalo pengem tahu lebih detil luar dna dalam nya datang aja ke kota tua. Hehehe

Setelah keluar dari museum fatahillah, kami istirahat sebentar buat ishoma. Dan melanjutkan perjalanan ke museum Bank Indonesia. Di museum bank Indonesia terdapar sejarah mata uang rupiah, sejarah bank Indonesia, dan sejarah perbankan Indonesia. mulai dari jaman rempah-rempah sampe sekarang.

Perjalanan dilanjutkan ke jalan bawah tanah yang menghubungkan stasiun kota dan museum mandiri. Di sana kami mengadakan lomba lo… kami mengadakan perlombaan menghias kue tart. Bayangkan aja mengadapak perlombaan menghias kue ditengah orang-orang yang berlalu lalang. Hihihi, ada bapak-bapak yang ingin tahu kegiatan kami dan berusaha melongok ke dalam kerumunan kami. Setelah itu, kami pun sholat ashar di belakang museum BI dan mengadakan FUSI award disana.

Sungguh hari yang melelahkan dan menyenangkan tentunya.

Semoga kebersamaan kami tidak hanya sampai disitu saja
Amiiieeenn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar